Jakarta - Laporan sebuah situs porno di Amerika Serikat menempatkan pengguna internet mobile di Indonesia sebagai salah satu pengunjung terbanyak. Di mata psikolog, fenomena ini berhubungan dengan kultur yang masih menganggap tabu urusan seks."Hal
yang berbau seks atau pornografi masih dianggap tabu. Ini yang biasanya
suka memicu kebanyakan remaja untuk membuka situs-situs berbau
pornografi," kata Debora Basaria, M.Psi, psikolog klinis dari
Universitas Tarumanagara, Senin (12/1/2015).Tak hanya itu,
Debora juga menilai hal tersebut dapat terjadi pada remaja karena masa
remaja ialah masa pubertas dan remaja biasanya memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Saat orangtua tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memberikan arahan, maka remaja cenderung mencari informasi tersebut
sendiri melalui gadget.Dalam pengamatan Debora, banyak orang tua
yang masih terbatas pengetahuannya soal seks. "Masih sedikit orang tua
yang sudah terbuka pikirannya, dan kebanyakan dari para orang tua masih
mengandalkan pihak sekolah tentang pendidikan seks bagi para anaknya,"
lanjut Debora.Lalu bagaimana dengan orang dewasa yang juga
membuka situs porno? Menurut Debora, bisa jadi karena orang dewasa
tersebut sedang merasa kesepian, belum memiliki pasangan, atau pernah
ditinggal oleh pasangannya."Tapi bisa juga membuka situs porno
ini terjadi pada orang dewasa yang sudah menikah. Kalau bagi mereka yang
sudah menikah itu kebanyakan membuka situs porno bersama pasangan untuk
eksplorasi dan mencari variasi seks," tutur Debora.Bagi remaja,
dampak mengunjungi situs porno antara lain berisiko mengalami kecanduan
dan sulit berprestasi dengan baik di sekolah. Sedangkan untuk orang
dewasa yang belum menikah, bisa berdampak pada sulitnya bagi mereka
untuk menikmati aktivitas seksual yang sebenarnya di dunia nyata.Sumber:detikinet